INGIN KE LUAR NEGERI ?

Add caption

INGIN KE LUAR NEGERI ?
DATANG SAJA KE POS PERBATASAN NEGARA SKOW – WUTUNG
Laporan : Randi Tukayo
Jika anda warga kota jayapupura atau kabupaten/ Kota lain di Provinsi Papua an Papua barat yang ingin ke luar negeri atau ingin menginjakkan kaki atau sekedar menginjakkan kaki di negara lain, agaknya tak perlu repot-repot mempersiapkan budget (anggaran) besar atau banyak. Datang saja ke Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) RI-PNG Skow-Wutung di Kampung Wutung, Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
Infrastruktur Yang mendukung
Cukup dengan mengendarai kendaraan roda dua atau empat pribadi selama kurang lebih dua jam dari pusat kota jayapura, anda yang warga Kota Jayapura maupun yang datang dari luar Jayapura dapat tiba di Pos Pemeriksaan Lintas batas (PPLB) RI-PNG Skow-Wutung, yang terletak di Kampung Wutung yang sebagian termasuk wilayah RI dan sebagian lagi masuk wilayah PNG. Hingga saat ini belum ada trayek angkutan umum dari Kota Jayapura ke Pos Lntas Batas tersebut mengingat PPLB ini belum juga belum diresmikan .
PPLB Skow-Wutung didirikan pada Tahun 2000 dengan nama PPLB Skouw-Wutung. Pos ini diproyeksikan menjadi menjadi tempat pemeriksaan dokumen lintas negara berupa paspor dan visa serta barang dan orang yang akan melintas.
Pos ini diisi oleh petugas dari beberapa instansi teknis berupa CIQS (Custom, Imigration Quarantine, Security) atau beacukai, Imigrasi, Karantina (Kesehatan Manusia, Ikan, Hewan, Tumbuhan) serta keamanan oleh personil polisi yang diperbantukan dari Polsek Muara Tami, Distrik di Kota jayapura yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sandaun, PNG.
PPLB ini didirikan di Wutung, sebab titik pendirian PPLB ini sejak dulu secara tradisional telah terjadi perpindahan barang dan orang lintas batas negara yang dilakukan warga yang bermukim di sekitar garis pantai dan batas pintu darat kedua negara, yang secara kultural masih memiliki ikatan, karena perkawinan dan serumpun.
PPLB Skouw-Wutung ini merupakan salah satu dari dua PPLB yang menjadi pintu keluar masuk resmi warga pelintas batas RI-PNG. PPLB Skouw-Wutung terletak di Kota Jayapura dan PPLB lainnya adalah terletak di Kabupaten Merauke. Hingga saat ini kedua PPLB ini belum diresmikan, karena alasan sarana prasarana PPLB sisi negara PNG belu lengkap, serta alasan politis lainnya di internal PNG.
PPLB Skouw-Wutung Sempat rencananya diresmikan oleh kepala Pemerintahan Kedua Negara pada tahun 2004 dan 2006 lalu. Tak heran, infrastruktur jalan yang tadinya kondisinya hanya jalan karang, dengan rencana akan diresmikan oleh Presiden SBY diaspal dengan kualitas jalan tol, sehingga kondisinya mulus dan lebar, lebih baik dibanding kondisi jalan dalam Kota Jayapura sekalipun. Ini jelas menguntungkan pengguna ruas jalan tersebut, sehingga dengan sejam lebih, kita telah dapat tiba di Skouw-Wutung.
Dapat Melintas Tanpa Paspor
Untuk melintas batas negara antara RI-PNG berdasarkan Special Arrangemenet on National Border Crossing Matter, berlaku pengistimewaan bagi Warga yang tinggal di kampung-kampung di sepanjang garis batas RI-PNG. Cukup menunjukkan KLB (Kartu Lintas Batas) kuning bagi Warga PNG dan KLB merah bagi WNI, mereka dapat melintas. Pemberian hak istimewa ini didasarkan pada fakta mereka sering melintas negara, yang umumnya karena alasan adat/budaya dan menjumpai keluarga yang masih memiliki ketertarikan, walau secara geografis terpisah.
Bagi anda yang ingin melihat tanah negara tetangga PNG atau sekedar ingin melihat PPLB PNG dan merasakan atmosfer berada di negara tetangga lain, anda tidak perlu jauh-jauh dan repot mempersiapkan dokumen perjalanan seperti paspor atau isa yang memakan banyak biaya. Anda cukup bermodalkan sepeda motor atau menyewa kendaraan (carter) atau menggunakan kendaraan roda 4 di rental-rental kendaraan roda 4 yang menjamur di Kota Jayapura, Abepura dan sekitarnya.
Dengan lama perjalanan kurang dari 2 jam, anda dapat sampai di PPLB Skouw untuk sekedar menyeberang. Setibanya disana, anda cukup melapor dan menyampaikan maksud anda untuk sekedar menyeberang untuk melihat pemandangan kampung Wutung di Provinsi Sandaun-PNG kepada petugas imigrasi terlebih dahulu. Anda akan dilayani menyeberang ke seberang jika jumlah warga RI yang hendak telah cukup menyeberang tanpa paspor suda dirasakan cukup, mengingat petugas pos lintas batas RI jumlahnya terbatas. Jarak antara PPLB skouw (RI) dengan PPLB wutung (PNG) hanya berkisar 600 m berupa jalan beraspal 2 jalur. Setelah itu anda akan memasuki kawasan tan bertuan (No Man’s Land) yang berjarak 5-10 m. Setelah melewati kawasan tersebut, barulah anda melihat gapura bertuliskan Welcome to PNG (Selamat datang di PNG) dan tulisan yang sma dalam bahasa asli PNG dan bendera negara-negara bagian yang ada di PNG.
Suasana di tanah PNG langsung terasa begitu anda menginjakkan kaki di Negara PNG. Ini terlihat jelas dari arsitektur bangunan pos lintas batasnya(terbuat dari kayu bergaya barat), tulisan-tulisan di poster dan petunjuk dalam kantor PPLB PNG, mobil-mobil yang diparkir di halaman kantor PPLB PNG, serta bahasa yang digunakan dalam percakapan warga PNG yaitu bahasa inggris, dengan dialek Fiji. Penampilan dan gaya busana yang digunakan warga PNG juga berbeda WNI asal Papua. Kesan yang tampak secara umum, warga PNG berfisik lebih tinggi dan gempal. Busana yang mereka gunakan banyak yang bercirikan logo PNG, mulai dari topi, Kaos, kemeja dan kain pantai. Petugas Pemerintah (birokrat) PNG juga sering tampil seadanya, bahkan menggunakan celana pendek, satu hal yang tidak pernah kita lihat di negara kita.
PPLB Sebagai Obyek Wisata Alternatif
Sejak dibukanya Pos Pemeriksaan Lntas Batas Negara RI-PNG Skouw di Kampung Wutung awal tahun 2000 lalu, PPLB ini telah mulai dikunjungi oleh warga Kota Jayapura maupun luar Kota Jayapura, Papua dan Luar Papua yang bertujuan bukan hendak berpergian ke Negara PNG untuk urusan bisnis atau pribadi tetapi hanya sekedar berwisata, menginjakkan kaki di PNG dan akhirnya tahu langsung bagaimana kondisi di Negara tetangga kita itu.
Arus kungjungan wisatawan lokal Jayapura maupun luar Jayapura ke PPLB Skouw semakin meningkat terlebih setelah infrastruktur jalan yang menghubungkan Kota Jayapura – Wutung telah di aspal mulus, sebagai persiapan peresmian pembukaan PPLB sekaligus jalan trans Wutung telah di aspal mulus, sebagai persiapan peresmian pembukaan PPLB sekaligus jalan trans internasional RI-PNG, yangmenghubungkan Kota Jayapura (Provinsi-Papua) dengan Vanimo (provinsi Sandaun-PNG). Pejabat dari Jakarta dan luar Papua secara pribadi maupun rombongan, menurut PPLB banyak yang menyempatkan diri melihat kondisi PNG di sela-sela tugas perjalanan saat mereka datang ke Jayapura. Walaupun hanya sesaat, mereka sangan antusias ingin tahu langusung kondisi salah satu negara tetangga yang berbatasan darat tersebut.
Animo wisatawan semakin tinggi, setelah munculnya beberapa beberapa pasar tradisional di perbatasan Indonesia, yaitu Marketing Point yang didirikan oleh Dinas Perindag Provinsi Papua dan Pasar Lhoncin yang dibangun atas prakarsa sejumlah pedagang dominan asal sulawesi, yang melihat peluang usaha karena banyaknya warga PNG yang berbelanja di Kota Jayapura, dengan mendirikan kios yang menjual sembako, pakaian jadi, sepatu dan barang-barang elektronik di perbatasan. Disisi PNG, dekat PPLBnya terdapat dua (2) kios yang menjual barang berupa makanan ringan, daging kaleng dan barang-barang berlogo bendera atau simbol-simbol PNG lainnya.
Dari pengamatan petugas PPLB Indonesia dagangan para pedagang Indonesia cukup laku di beli oleh warga perbatasan PNG, terutama di akhir-akhir pekan, sebab di PNG umum berlaku sisyem penggajian pekerja mingguan.Pembelanjaannyapun tidak harus dalam bentuk uang Rupiah ( di RI) atau Kona di (PNG), sebab para pedagang dapat menggunakannya kembali untuk berbelanja di negara tetangga masing-masing.
Fasilitas perdagangan di sekitar PPLB Skouw juga bertambah dengan telah rampungnya pembangunan sejumlah ruko oleh Dinas Perindag Provinsi Papua, namun hingga kini belum dioperasikan.
Jika umumnya pelintas tradisional (pengguna Kartu Lintas Batas) maupun resmi (pengguna Paspor) asal PNG datang ke Ri karena hendak berbelanja kebutuhan pangan dan sembako serta barang elektronik, lain halnya dengan WNI, hanya kira non pemilik KLB selain hendak berwisata melihat kondisi PNG, juga banyak orang yang didorong untuk berbelanja produk PNG. Produk PNG yang umumnya dibeli wisatawan adalah topi, kaos, kain panjang berlogo PNG, Mug berlogo PNG, bendera PNG, biscuit PNG, twisties, kornet Ox &Palm, Bir khas PNG yaiu SP, Coca-cola PNG, kesemua barang tesebut selain dapat dibeli di kios dekat PPLB PNG, juga dapat dibeli di kios-kios pasa lhonchin dan marketing point, sebab pedagang kota Jayapura banyak yang langsung berbelanja barang dagangan ke Vanimo PNG.
Jadi tunggu apa lagi?? Hanya dengan modal tidak terlalu besar, anda telah dapat berwisata ke luar negeri sekedar untuk menghilangkan penat sambil berbelanja barang-barang luar negeri yang tidak ada di tempat saudara. Setelah pulang dari sana, anda dapat berbangga karena telah dan pernah berpergian ke luar negeri, sekaligus membuktikan sendiri kondisi PNG, bukan hanya dengar cerita orang atau kata orang.
Bagaimana. Anda tertarik buruan dan silahkan berkunjung ke luar negeri…….(sumber : Sub bagian perbatasan bagian pemerintahan umum Setda Kota Jayapura)







0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons