skip to main |
skip to sidebar
Seorang
pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular. Ia ingin melatih
ular tersebut untuk permainan sirkusnya. Setelah lama mencari, ia
menemukan beberapa ekor anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak
ular itu ia belitkan pada kakinya. Setelah ular-ular itu bertumbuh
menjadi lebih besar, ia melatihnya untuk permainan yang lebih berbahaya
seperti membelitkan ular-ular itu ke tubuhnya.
Sesudah beberapa
bulan melatih ular-ular dengan baik, pemain sirkus itu mengadakan
pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin
banyak. Jumlah uang yang diperoleh pun semakin besar. Atraksi demi
atraksi ia pertunjukkan kepada para penonton. Pertunjukkan ular ia
tempatkan di akhir permainan. Tepuk tangan para penonton semakin
memberikan semangat kepada pemain sirkus tersebut. Ia semakin memamerkan
kehebatannya.
Tibalah saat
yang ditunggu-tunggu oleh para penonton, yaitu permainan ular. Ia
memanggil ular-ular yang ada di dalam kotak. Ia memerintahkan mereka
untuk melilit tubuhnya. Perlahan-lahan ular-ular itu melilit tubuhnya.
Semakin keras lilitan itu. Ia pun memerintahkan agar mereka melepaskan
lilitan mereka. Ular-ular itu pun menuruti perintahnya. Namun ada satu
ekor ular yang tidak taat. Ia terus mengencangkan lilitannya. Akhirnya,
pemain sirkus itu pun tidak bisa bernafas lagi. Ia mati lemas. Itulah
pertunjukkan yang terakhir.
Sahabat, setiap hari kita mengalami
bahwa dosa dan kesalahan tampaknya tidak membahayakan hidup manusia.
Karena itu, banyak orang terus-menerus melakukan kesalahan dan dosa.
Belum bertobat atas dosa-dosa, tetapi melakukan lagi dosa-dosa yang
baru. Padahal sebenarnya dosa itu menyebabkan kematian kekal bagi jiwa
kita. Dosa menyebabkan kita jauh dari Tuhan yang mahapengasih dan
penyayang. Dosa menyebabkan kita tumbuh dalam kelalaian.
Kisah
tragedi pemain sirkus tadi mau mengatakan kepada kita bahwa kita mesti
tetap hati-hati dalam kehidupan kita. Apa yang kita anggap gampang dan
remeh bisa saja membahayakan hidup kita. Meskipun kita sudah merasa
bahwa kita sudah tahu segala-galanya, kita masih tetap harus hati-hati.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi.
Dosa dan kesalahan yang
kecil semestinya segera dilenyapkan dari hidup kita. Mengapa? Karena
dosa dan kesalahan yang kecil itu bisa saja bertumbuh menjadi besar dan
kuat untuk menghancurkan diri kita sendiri.
Untuk itu, kita
mesti membangun suatu kesadaran diri yang terus-menerus terhadap hidup
kita. Kita mesti berusaha mengadakan pembedaan roh dalam hidup kita.
Kita mesti bertanya apakah yang menguasai diri kita ini roh yang baik
atau roh yang jahat. Setelah kita temukan jawabannya, kita berusaha
untuk menumbuhsuburkan roh yang baik dalam diri kita. Sedangkan roh yang
jahat mesti segera kita lenyapkan dari diri kita. Dengan demikian, kita
dapat bertumbuh menjadi orang-orang yang kuat dalam iman. Kita dapat
bertahan dalam kesetiaan kita kepada Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati.
sumber :https://www.facebook.com/BMSPS
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook